Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Belajarkah? Mengajarkah? Bagaimana dengan Bertutur?

BELAJARKAH? MENGAJARKAH? BAGAIMANA DENGAN BERTUTUR?

Ike Herdiana
email: ikeherdiana(at)unair.ac.id


Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
Mulut bisa dibungkam
Namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
Dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
(Sajak Suara-Bait satu- Wiji Thukul)

Terus terang saya agak lumayan bosan dengan perdebatan tentang banyak hal terkait dengan peran ibu saya sebagai seorang guru Sekolah Dasar. Toh beliau enjoy sekali menjalankan perannya dan tidak lantas berteriak “bukan salah bundo mengandung kalo kamu, anakku, mengikuti jejak kami, merintis jalan yang tidak penuh peruntungannya”.

Saya tahu, beliau masih sempat menyusui anak-anaknya dengan tidak tergesa-gesa, dan memasak nasi lauk pauk untuk suaminya agar bisa selalu makan di rumah, dan tetap menjadi guru yang populer dikalangan murid dan wali muridnya.

Tidak penuh peruntungan seperti apa, kalo saja saya selalu melihat pemandangan satu becak penuh barang hadiah dari wali murid setiap akhir semester kenaikan kelas. Dan ketika becak berhenti di depan rumah, berteriaklah beliau “hai, anak-anakku, cepat kemari, tolong turunkan barang-barang itu, beruntungnya ibu hari ini”. He..he..he.. geli juga melihatnya. Setelah itu berceritalah ia, “beginilah kalo jadi guru yang baik dan mengayomi murid-murid, kerja keras kita terbayar sudah, dan para orang tua mereka begitu mencintai kita, sampai-sampai ada ipar bapaknya yang pesta pernikahan, kita juga yang kena diundangnya”. He..he..he.. beliau itu orang betawi yang sangat lucu.