World Health Organization (WHO) telah mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang sempurna, dan bukan sekadar ketiadaan penyakit atau kecacatan. Kesehatan mental menjadi salah satu aspek kesehatan yang telah disebutkan oleh WHO, dan menjadi sesuatu hal yang serius untuk diperhatikan. Atas inisiatif Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) yang dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter, pada 10 Oktober 1992 ditetapkan sebagai hari internasional untuk pendidikan kesehatan mental, kesadaran, dan pembelaan dunia melawan stigma sosial yang pada akhirnya hingga kini kita dengar sebagai World Mental Health Day atau hari kesehatan mental dunia.
Dewasa ini, patut disyukuri bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mental dapat dikatakan mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan tahun 2020 dimana pada awal tahun tersebut, WHO menyatakan bahwa prevalensi kecemasan dan depresi di kalangan masyarakat dunia meningkat hingga 25 persen. Dibalik kecemasan terhadap angka tersebut, terdapat sisi positif yaitu meningkatnya kepedulian terhadap kesehatan mental masyarakat dari berbagai negara. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang menyatakan bahwa 36 persen responden setuju dengan isu kesehatan mental sebagai termasuk sebagai masalah kesehatan terpenting di negaranya. Kendati demikian, langkah apakah yang dapat dilakukan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan angka kepedulian terhadap kesehatan mental? Bagaimana peran universitas dan mahasiswa untuk dapat berpartisipasi dalam menjaga aspek kesehatan yang telah didefinisikan oleh WHO?
Departemen Pengabdian Masyarakat BEM KM Psikologi Universitas Airlangga telah sukses dalam menjaga dan meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan mental melalui acara yang bertajuk Atmalexia pada Jumat, 17 Oktober 2025. Acara ini dilangsungkan pada pukul 10.00 – 21.00 WIB dan bertempat di Amphitheater, Kampus B Universitas Airlangga. Perayaan terhadap hari kesehatan mental dunia pada tahun ini memiliki keunikan karena pada Atmalexia kali ini, Departemen Pengabdian Masyarakat berkesempatan untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai Departemen dan Biro dari BEM KM Psikologi Universitas Airlangga.
Acara dimulai dari pukul 10.00 WIB dengan diisi oleh beberapa booth dari badan dan departemen BEM KM Fakultas Psikologi. Booth dari departemen Adkesma diisi dengan “today’s mood”, di mana pengunjung booth dapat menuliskan suasana hatinya di media tulis yang telah disediakan. Kemudian, terdapat booth dari departemen SSD yang menyediakan rekomendasi kegiatan positif yang dapat dilakukan, self care, dan kalimat afirmasi untuk pengunjung. Lalu ada booth dari Badan Pengembangan dan Penjaminan Mutu Organisasi (BPPMO) yang menyediakan DISC Personality Test bagi para pengunjung yang bersedia. Departemen Kastra juga menyediakan media untuk semua pengunjung mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka sebagai simbol berharganya sebuah suara dan juga pengunjung dapat menempelkan cap tangan mereka di kain putih yang telah disediakan.. Selain itu, bagi pengunjung yang ingin mengabadikan momen pada hari itu dapat mengunjungi booth dari Biro Medinfo yang menyediakan pelayanan photobooth.
Selain pameran booth dari berbagai departemen, diadakan juga workshop pembuatan minuman matcha oleh Departemen Pengabdian Masyarakat pada pukul 15.00 WIB. Peserta dari workshop tersebut merupakan Keluarga Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga yang dipandu oleh ahli pembuat matcha. Workshop ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan keterampilan peserta dalam membuat minuman matcha.
Atmalexia ditutup dengan acara Nge-jam Bareng KM pada pukul 18.00 – 21.00 WIB. Nge-jam Bareng KM berisi penampilan-penampilan musik yang dibawakan oleh Keluarga Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga. Salah satu penampil pada malam itu adalah band dari mahasiswa psikologi angkatan 2024, yakni Askara. Salah satu anggota Askara menyampaikan bahwa acara Nge-jam Bareng KM merupakan acara yang sangat berkesan. “Menurut saya acara nge-jam ini seru dan sangat berkesan ya, saya merasa sangat bangga bisa jadi salah satu penampil di sini,” ucap Damar sebagai gitaris Askara ketika kami wawancarai.
Memperingati World Mental Health Day bersama Atmalexia diharapkan dapat membawa manfaat dan dampak nyata bagi khalayak umum, terutama mahasiswa. Acara ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa soal pentingnya kesehatan mental. Hal ini juga sejalan dengan tujuan SDGs nomor tiga, yakni good health and well-being. Atmalexia diharapkan selalu dapat dilaksanakan setiap tahun dan diharapkan manfaatnya dapat dirasakan bukan hanya pada kalangan mahasiswa, melainkan terhadap masyarakat lebih luas.

