Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

ASAP Peer Counselor Training 2022

Airlangga Safe Space (ASAP) kembali menggelar Peer Counselor Training (PCT) tahun 2022 yang bertujuan untuk mempersiapkan para peer counselor yang nantinya akan menjadi bagian dari layanan program peer counseling di ASAP. Tahun ini PCT dilaksanakan selama 4 hari yaitu dimulai dari 28 dan 29 Mei 2022, kemudian dilanjutkan pada tanggal 4 dan 5 Juni 2022. Agenda kegiatannya sendiri terdiri dari tiga hari pemberian materi dan satu hari berupa FGD serta pelatihan konselor dengan mengadakan roleplay pada peserta. Untuk para trainernya sendiri yaitu diisi oleh dosen Psikologi Universitas Airlangga. Sesi FGD dan roleplay difasilitasi oleh para peer counselor ASAP 2021 dan juga bantuan dari tim UPP Fakultas Psikologi. Pada training kali ini, ASAP juga bekerja sama dengan para mahasiswa Magister Psikologi Profesi Universitas Airlangga dalam hal sebagai trainer dan pembuatan soal untuk FGD dan Role Play. Peserta tahun ini merupakan seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga mulai dari angkatan 2019 sampai 2021. Acara dipandu oleh MC dan Moderator dari pihak ASAP yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga.

 

Peer Counseling Training hari pertama berisi pemaparan dua materi yaitu mengenai materi perkembangan remaja dan dewasa awal yang diberikan oleh Dhian Kusumastuti, S.Psi. dan materi regulasi emosi yang diberikan oleh Luthfah Naily Faradisa, S.Psi.. Pada sesi materi perkembangan remaja dan dewasa awal dijelaskan bahwa kita sebagai manusia pasti bertumbuh dan berkembang ditandai dengan bertambahnya umur kita setiap tahunnya. Tingkat usia yang berbeda menunjukkan perbedaan tugas perkembangan yang harus diselesaikan di tiap tahapnya. Pada sesi materi ini, pembahasan terfokus pada dinamika perkembangan remaja dan dewasa awal. Mulai dari karakteristiknya masing-masing, masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi di tahap ini beserta faktornya, dan juga tips bagi calon konselor saat menghadapi klien. Di akhir, pemateri menekankan bahwa harapannya, dengan mengetahui tahap perkembangan ini lebih dalam, peserta dapat menumbuhkan rasa empati yang lebih besar.

 

Pada sesi kedua materi tentang regulasi emosi, dijelaskan bahwa kebanyakan orang seringkali menerjemahkan emosi sebagai perilaku marah. Padahal, hal ini merupakan sebuah mispersepsi yang sudah sepatutnya diluruskan. Emosi pada dasarnya adalah sebuah reaksi yang ditunjukkan oleh tubuh baik dalam bentuk perilaku maupun ekspresi wajah terhadap suatu stimulus dari lingkungan sekitar. Pembahasan tentang emosi lengkap disampaikan oleh pembicara hingga di akhir pembahasan pemateri juga memberikan tips bagi kita untuk dapat lebih mahir meregulasi emosi. Setelah pemaparan kedua materi, diadakan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi tanya jawab berlangsung cukup seru. Banyak sekali hal yang dieksplorasi oleh peserta di sesi tanya jawab.

Peer Counseling Training (PCT) hari kedua masih berupa pemaparan materi. Terdapat dua materi yang diberikan kepada peserta, yaitu materi stress management (pengelolaan stress) yang diberikan oleh Ibu Dian Kartika Amelia Arbi, M.Psi., dan materi pemahaman psychological first aid oleh Ibu Endang R. Surjaningrum, M.App Psych., Ph.D.,. Pada sesi stress management para peserta training diajarkan bahwa mengenai mekanisme stres,  tanda-tanda seseorang mengalami stres dan beberapa coping mechanism seperti problem-focused coping dan emotion-focused coping. Terakhir diajarkan juga bagaimana cara kita bisa mengatasi stress itu sendiri.  Pada sesi pemahaman psychological first aid diajarkan mengenai apa, siapa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana pemberian psychological first aid itu berlaku. Psychological First Aid merupakan bantuan tahap awal kepada seseorang yang sedang mengalami masa/situasi krisis, bersifat praktis, suportif dan humanis. Psychological first aid dilakukan dengan mengenali gejala stres yang ada, dengarkan dan kenali kebutuhannya, dan yang terpenting dengan memberi rasa nyaman.

 

Pada hari ketiga berisi kegiatan pemberian materi berupa keterampilan konseling oleh Ibu Atika Dian Ariana, M.Psi., M.Sc.. Ibu Dian menjelaskan konseling adalah terapi bicara yang memungkinkan seseorang/kelompok mengutarakan masalah dan perasaan dengan konselor yang memiliki prinsip dasar dapat menjaga rahasia dan dapat diandalkan. Konseling sebaya adalah pemberian konseling oleh profesional maupun non profesional yang terlatih pada sebaya. Alasan remaja membutuhkan konseling sebaya adalah karena mereka merasa lebih nyaman untuk bercerita jika dengan seseorang yang sebaya dan konseling ini efektif untuk mencegah masalah psikologis semakin parah. Dalam sesi konseling, perlunya beberapa hal utama yang harus dilakukan konselor, yaitu perlunya empati pada klien, menjadi diri sendiri dan yang terakhir menerima klien apa adanya.

 

Hari terakhir Peer Counseling Training diisi dengan kegiatan diskusi FGD dan roleplay. Mekanisme FGD diikuti oleh peserta dengan dibagi perkelompok dan dilakukan di breakout zoom masing-masing. Ketika sesi FGD berlangsung tiap kelompok ditemani oleh satu orang fasilitator dan satu orang notulen dari panitia. Sedangkan sesi roleplay terdiri dari dua sesi yaitu roleplay berpasangan dan roleplay via chat yang dilakukan dengan mengisi g-form. Seluruh rangkaian PCT 2022 berjalan lancar dan sukses. Para peserta pun memberikan testimoni dan komentar positif mengenai kegiatan pelatihan ini. Seperti salah satu testimoni yang mengatakan “terima kasih sudah mengadakan peer counselor training. Alhamdulilah materi yang diberikan, cara penyampaian, konsep pelatihannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dari trainer dan fasilitator saat FGD dan Roleplay juga terima kasih. sudah memberikan materi dan evaluasi yang membangun. Mantap.”