Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Guru MI Belajar Menjadi Ahli Psikologi untuk Mengenali dan Memetakan Karakteristik dan Gaya Belajar Siswa

Sudah menjadi keyakinan umum bahwa mengenali karakteristik dan gaya belajar siswa adalah langkah penting untuk dapat menerapkan program pembelajaran yang sesuai. Akan tetapi tidak semua guru memiliki kemampuan tersebut. Melalui program pengabdian masyarakat, Kelompok Kajian Pengasuhan dan Pendidikan dalam Keluarga (PPdK) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga memfasilitasi para guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Unggulan Miftahul Hikmah di Kabupaten Sidoarjo untuk belajar mengenali karakteristik dan gaya belajar peserta didik.

Membuat program pembelajaran pasti harus berdampak efektif bagi siswa. Materi yang diajarkan oleh guru sudah seharusnya mudah untuk dipahami atau dikuasai oleh para siswa. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam membuat program pembelajaran yang tepat bagi siswa, diantaranya fasilitas, metode, kondisi siswa, dan keterampilan guru.

Banyak sekolah yang memiliki fasilitas yang memadai, namun belum juga mencapai hasil belajar yang optimal. Pemanfaatan fasilitas ternyata memerlukan keterampilan guru sebagai fasilitator. Kemampuan yang dibutuhkan oleh para guru adalah membuat metode dan mengaplikasikannya secara tepat kepada para siswa. Sebagai pondasi dalam pembuatan dan penerapan metode belajar, dibutuhkan pengenalan karakteristik dan gaya belajar siswa. Berawal dari kebutuhan tersebut, kelompok kajian Pengasuhan dan Pendidikan dalam Keluarga (PPdK) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga mengadakan pengmas di MI Unggulan Miftahul Hikmah Kabupaten Sidoarjo.

Program pengmas bertajuk “Pelatihan Pengembangan Keterampilan Guru MI Unggulan Miftahul Hikmah Sidoarjo dalam mengidentifikasi serta Menggunakan Karakteristik dan Gaya Belajar Siswa  untuk Mendesain Rancangan Pembelajaran”. Acara pelatihan diadakan pada 15 November 2023 dan dikemas dalam bentuk pelatihan.

Sebenarnya program ini diadakan untuk kali kedua di sekolah tersebut. Jika program terdahulu diberikan kepada wali murid, kali ini sasarannya adalah guru. Bahkan kali ini pesertanya bukan hanya guru MI saja, tetapi juga guru PAUD yang berada di bawah naungan yayasan yang sama.

Melalui focus group discussion (FGD), para guru menyatakan membutuhkan keterampilan tersebut. “Kita sering kesulitan mengajar anak-anak, karena tidak tahu cara yang tepat untuk mereka. Mengetahui sifat dan bagaimana mereka belajar sangat penting untuk kami bisa mengajar siswa dengan baik.” Demikian tutur Siti Masrichah, salah satu guru. Kondisi ini dibenarkan oleh kepala sekolah, Mukhamat Iqbal.

Pelatihan diawali dengan pembukaan oleh kepala sekolah. Tidak hanya memberikan semangat, Mukhamat Iqbal juga turut serta sebagai peserta. Selain untuk belajar, upaya ini dilakukan oleh kepala sekolah untuk memberikan semangat bagi para guru. “Saya pasti ikut. Selain memberikan himbauan, saya juga harus turut serta dong”, demikian ucapnya.

Setelah pembukaan, peserta diajak untuk melakukan ice breaking dengan bermain pesawat. Aktivitas ini dilakukan untuk mencairkan suasana. Kesan bahwa pelatihan sering dilakukan dengan metode ceramah yang membuat peserta jenuh, dapat dihilangkan dengan permainan ini. Melalui permainan ini, peserta juga lebih mengenali diri dan teman-temannya.

Sebelum masuk sesi kedua, peserta mengisi lembar pre test. Pada sesi kedua, para guru dijelaskan tentang pentingnya mengenali karakteristik dan gaya belajar siswa. Materi ini dibawakan oleh Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., M.Si., Psikolog. Materi kedua langsung dilanjutkan oleh Bu Mima, sapaan akrab Dr. Primatia. Pada materi kali ini, peserta belajar untuk mengidentifikasi kecerdasan berdasarkan Teori Kecerdasan Majemuk dari Howard Gardner. Selain itu, peserta juga diajari untuk mengenali gaya belajar siswa berdasarkan kecenderungan belajar visual, auditori dan kinestetik. Materi diberikan sampai jam istirahat makan siang.

Pasca sholat dan makan siang, peserta masuk lagi pukul 13.00. Sebelum dilanjutkan dengan materi berikutnya, peserta diajak untuk melakukan ice breaking. Kali ini para guru menyanyikan lagu sambil melakukan gerakan. Dibutuhkan koordinasi yang baik untuk bisa melakukan gerakan seirama dengan lagu. Seperti halnya dengan ice breaking pertama, permainan kali ini dipandu oleh Rudi Cahyono, M.Psi., Psikolog, yang kemudian langsung melanjutkan materi berikutnya.

Rudi memberikan materi tentang identifikasi karakteristik siswa dengan menggunakan Myer-Briggs Type Indicator (MBTI). Para guru diajari untuk mengenali karakteristik siswa melalui permainan. Rudi menyajikan situasi yang harus direspon oleh para guru. Respon ini kemudian memiliki arti yang dituliskan dalam empat huruf. Sebagaimana halnya pada latihan sebelumnya, peserta mengidentifikasi diri mereka. Nantinya, keahlian ini akan diterapkan kepada para siswa.

Tidak hanya mengenali karakteristik dirinya, Para guru juga membuat peta karakteristik kelas. Peserta membuat profil pribadi dan profil kelas. Dengan profil kelas, para guru lebih mudah untuk menentukan metode dan media yang sesuai untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Pada akhir sesi, peserta mengisi lembar post test. Untuk mengetahui efektivitas pelatihan, lembar post test akan dibandingkan dengan hasil pre test. Acara ditutup dengan foto bersama.