Pandemi Covid-19 nampaknya bukan halangan bagi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga untuk tetap menjalankan salah satu pilar Tridarma Perguruan Tinggi, yakni melakukan pengabdian masyarakat. Pada tanggal 29-30 Agustus lalu, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga sukses melangsungkan kegiatan bertajuk “Pelatihan Konselor Sebaya untuk Prevensi dan Kurasi Bullying di Kalangan Remaja”. Bekerja sama dengan SMAN 1 Tanggul, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga melatih 30 siswa untuk menjadi konselor sebaya guna memerangi kasus bullying yang kerap terjadi dewasa ini.
Ketua pelaksana kegiatan, Herdina Indrijati, M.Psi., Psikolog, menungkapkan bahwa siswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam menangani kasus bullying di kalangan sebaya. Dosen Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga tersebut juga memberikan materi mengenai keterampilan dasar yang harus dimiliki sebagai konselor.
Selain Herdina, hadir pula tiga pemateri lainnya dalam kegiatan pelatihan yang diadakan secara daring melalui ruang Zoom tersebut. Ketiga pemateri merupakan alumni Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Mereka adalah Yustisiana Hidayati, M.Psi., Psikolog dengan materi Mengenal Bullying Sebagai Upaya Pencegahannya, Zakiah Ulya, M.Psi., Psikolog dengan materi Menjadi Sahabat bagi Korban Bullying, dan IPDA I Wayan Putra Radityawan, S.Psi. dengan materi Konsekuensi Hukum dari Perundungan Anak.
Kegiatan pelatihan disambut hangat oleh Kepala SMAN 1 Tanggul, Dora Indriana, dan diikuti dengan penuh semangat oleh para siswa meskipun diadakan secara daring.
“Kami sangat senang Fakultas Psikologi UNAIR memberikan pelatihan kepada anak-anak kami. Saya rasa ini sangat perlu mengingat kasus bullying sering terjadi dan anak-anak harus memahaminya” ujar Dora Indriana dalam sambutannya.
Para siswa mengungkapkan kebahagiaan mereka mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dan mengharapkan agar dapat diadakan pelatihan kembali dengan tema penting lainnya. “Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini. Materinya sangat bermanfaat dan kini saya tahu lebih banyak tentang bullying” ujar Vicky Ahmad, salah seorang siswa kelas X yang mengikuti pelatihan.
Selain Vicky, Ribka Pertiwi menuturkan bahwa dengan adanya pelatihan konselor sebaya tersebut siswa tidak hanya memahami bullying pada level pengetahuan saja, melainkan juga dalam level aplikasi intervensinya.
“Berkat pelatihan ini akhirnya saya dan teman-teman bisa paham lebih banyak tentang perilaku bullying dan bagaimana mengatasinya dengan menjadi konselor sebaya” ujar siswi kelas XII SMAN 1 Tanggul tersebut.
Dengan diadakannya kegiatan pelatihan ini, diharapkan siswa mampu menjadi konselor sebaya yang berkontribusi aktif dalam menekan prevalensi kasus bullying di Indonesia sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk menunjang proses tumbuh kembang remaja.
~Rhajiv
Related posts:
- Pelatihan Peer Counselor bagi Remaja untuk Mencegah Penyalahgunaan NAPZA
- Roadshow 2+2 Program, Faculty of Psychology UNAIR – School of Psychology & Counselling QUT
- Program Pengembangan Kompetensi Guru PGTK untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dan Menulis Tangan Siswa
- Sosialisasi Mekanisme e-Office: Fakultas Psikologi Ajak Mahasiswa Manfaatkan Teknologi