Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

PKPK Psikologi UNAIR adakan Pelatihan Gender Mainstreaming dan Pencegahan Kekerasan di Lingkungan Sekolah Ramah Anak pada SMP Islam Manbaul Ulum, Kabupaten Gresik

Pada Selasa, 12 Agustus 2025, Unit Terapan Pusat Krisis dan Pengembangan Komunitas (PKPK) berkerjasama dengan Yayasan Lohjinawi dan PLN Nusantara Power untuk melaksanakan kegiatan “Pelatihan Gender Mainstreaming dan Pencegahan Kekerasan di Lingkungan Sekolah Ramah Anak” di SMP Islam Manbaul Ulum, Kabupaten Gresik.

Kegiatan ini mengajak Bani Bacan Hacantya Yudanagara selaku pemateri Gender Mainstreaming dan Lantip Muhammad Dewabrata selaku pemateri Pencegahan Kekerasan, keduanya merupakan Ketua dan Staff dari Unit Terapan Pusat Krisis dan Pengembangan Komunitas. PKPK juga membawa empat orang fasilitator mahasiswa Fakultas Psikologi UNAIR.

Kegiatan Pelatihan Gender Mainstreaming ini selaras dengan nilai SDGs 4 (Pendidikan Bermutu) dan 5 (Kesetaraan Gender), Kegiatan pelatihan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dengan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Pencegahan kekerasan dan integrasi perspektif gender memastikan setiap anak, tanpa memandang gender, mendapatkan haknya untuk belajar di lingkungan yang kondusif.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari SMP Islam Manbaul Ulum. Kegiatan ini dimulai dengan materi mengenai Gender Mainstreaming yang disampaikan oleh Ibu Bani Bacan Hacantya Yudanagara, dilanjutkan dengan kegiatan interaktif dari Ibu Kader Gending. Kegiatan interaktif ini dilakukan dengan menuliskan di sticky notes tentang karakteristik dan masing-masing tanggung jawab setiap jenis kelamin di kertas sticky notes dengan warna berbeda. Setelah dituliskan, sticky notes ini akan ditempel di kertas yang sudah disediakan oleh fasilitator.

Setelah menyelesaikan materi Gender Mainstreaming, kegiatan dilanjutkan dengan materi Pencegahan Kekerasan yakni mengenai Bullying dan berteman secara sehat dengan lawan jenis, yang dipaparkan oleh Lantip Muhammad Dewabrata. Dalam sesi ini terdapat dua kegiatan interaktif yakni diskusi aktif dan roleplay, pada kesempatan ini peserta dibagi menjadi empat kelompok dengan masing-masing 1 fasilitator di kelompoknya. Diskusi dimulai dengan pembacaan skenario bullying yang sudah disiapkan pemateri dan menjawab pertanyaan di kertas manila polos dan setelah itu dipresentasikan. Sedangkan untuk kegiatan roleplay, peserta secara berpasangan di satu kelompok diberikan 1 kertas yang berisi skenario pengajak dan penolak untuk melatih peserta agar mampu menolak ajakan-ajakan yang menjerumuskan ke arah tidak baik, roleplay ini dilakukan secara internal di kelompok dipandu oleh kakak fasilitator. Secara keseluruhan, kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan kondusif, peserta juga cukup aktif dan antusias di aktivitas yang disediakan pemateri. Harapannya semoga kegiatan ini dapat mendorong terciptanya lingkungan yang aman tanpa adanya kekerasan dan setara bagi semua.

Ditulis oleh Della Gita Pratiwi