Kata Sambutan Ketua Umum HIMPSI Pusat
Dalam Rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia 2019 10 Oktober 2019
Setiap tanggal 10 Oktober kita memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia (HKMS). Satu hari kita bersatu untuk meningkatkan kesehatan mental orang di seluruh dunia, tentu saja khususnya di Indonesia. Secara umum, peringatan ini bertujuan untuk mengajak semua orang menyadari pentingnya kesehatan mental. Film “Joker” yang hari-hari ini sedang diputar di bioskop-bioskop di Indonesia turut meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Walaupun pada sisi yang lain juga memberikan kekhawatiran peningkatan kejahatan karena “Joker” dapat memberi nilai membolehkan balas dendam dan menginspirasi orang yang dirusak akhlak atau moralnya untuk meniru tindakan penjahat.
Bekerja bersama-sama mencegah bunuh diri (Working together to prevent suicide) merupakan tema HKMS 2019 yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Bunuh diri adalah persoalan kesehatan mental yang penting. Data WHO tentang tingkat bunuh diri di Indonesia adalah 2,2 kematian bunuh diri per 100.000 penduduk untuk wanita dan 5,2 untuk pria (Catatan: data WHO untuk tahun 2016. Data terbaru belum ada). WHO menyatakan bahwa setiap 1 orang yang bunuh diri, terdapat 20 orang yang melakukan percobaan bunuh diri. Orang yang mempunyai pikiran bunuh diri tentu saja jumlahnya jauh lebih banyak dari orang yang telah mencoba bunuh diri. WHO menyebutkan bahwa bunuh diri termasuk fenomena global dan menjadi pembunuh nomor dua di dunia untuk remaja usia 15-29 tahun. Jadi remaja merupakan kelompok yang paling rentan melakukan bunuh diri. Menurut WHO, setiap 40 detik satu orang kehilangan hidup mereka karena bunuh diri. Bersama-sama kita bisa mencegahnya.
Peringatan HKMS 2019 ini, HIMPSI mengajak semua warga negara Indonesia, khususnya anggota HIMPSI, untuk berpartisipasi dalam program WHO, yaitu “A day for 40 seconds of action” pada tanggal 10 Oktober 2019. Program ini ditujukan untuk (1) meningkatkan kesadaran tentang pentingnya bunuh diri sebagai persoalan global kesehatan mental masyarakat; (2) meningkatkan pengetahuan tentang apa yang dapat dilakukan untuk mencegah bunuh diri; (3) mengurangi stigma buruk pada orang yang mencoba bunuh diri; dan (4) menunjukkan pada orang yang sedang mengalami persoalan atau situasi yang berat bahwa mereka tidak sendiri.
Setiap orang dapat mengambil bagian dalam program “A day for 40 seconds of action” dengan berbagai cara yang masing-masing dapat melakukannya. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan menurut WHO:
- Jika anda melihat ada teman yang sedang mempunyai persoalan, luangkan waktu 40 detik untuk menyapa dan menawarkan bantuan.
- Jika anda sendiri yang sedang mempunyai persoalan, luangkan waktu 40 detik untuk bicara curhat dengan seseorang yang dapat dipercaya.
- Jika anda mengenal seseorang yang sedang kehilangan orang yang dicintainya karena bunuh diri, luangkan waktu 40 detik untuk bicara kepadanya dan tanyakan bagaimana keadaannya.
- Jika anda bekerja di media massa atau pekerja seni atau bekerja di platform digital, luangkan waktu 40 detik untuk mengirimkan berita tentang kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri.
- Jika anda adalah manajer atau pimpinan perusahaan, luangkan waktu 40 detik untuk membuat pesan positif dukungan terhadap karyawan tentang apa yang bisa anda berikan untuk membantu permasalahannya atau menjaga kesehatan mentalnya.
- Jika anda ingin pemimpin mendengar permintaan untuk melakukan tindakan yang dapat membantu mencegah bunuh diri atau menjaga kesehatan mental, buatlah audio clip atau video berdurasi 40 detik tentang hal itu.
- Jika anda mempunyai media untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas (media sosial, televisi, radio), berikan waktu 40 detik untuk berbagi cerita atau pesan tentang kesehatan mental.
- Jika anda adalah pemimpin daerah atau pemimpin bangsa atau politisi, berkomunikasilah dengan masyarakat tentang apa yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan mental dan mencegah bunuh diri, buatlah pesan 40 detik untuk dapat bergaung luas.
Bila anda berkenan, berbagilah apa yang anda lakukan dalam 40 detik tersebut (dapat berupa pesan, photo, atau video) dengan menggunakan hashtag #40detikHKMS2019 dan #HIMPSI_HKMS2019. Mohon ketika berbagi memperhatikan peringatan ini: untuk menghargai privasi teman atau orang yang sedang bermasalah, jangan pernah berbagi informasi tentang kesehatan mentalnya ke media sosial atau saluran publik lainnya tanpa persetujuan dari mereka).
Selain dukungan terhadap program WHO tersebut, HIMPSI bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen Paud dan Dikmas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam program “Sosialisasi Dukungan Psikologi Awal (DPA) di SMA dan SMK” dalam rangka Bulan Bakti Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2019. Dengan program ini diharapkan setiap siswa mempunyai ketrampilan sederhana untuk membantu diri sendiri dan temannya ketika menghadapi permasalahan atau situasi sulit. Kegiatan ini akan serentak dilaksanakan di hampir semua propinsi (satu atau dua SMA/SMK setiap propinsi) oleh HIMPSI wilayah setempat.
Tentu saja, selain dua kegiatan besar tersebut ada banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh HIMPSI Pusat dan Wilayah serta Asosiasi/Ikatan yang berada di dalam HIMPSI untuk terus memberikan layanan bagi peningkatan kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan, lembaga pemerintah, maupun institusi lainnya. Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2019, HIMPSI meluncurkan logo HKMS. Silahkan logo ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perangkat organisasi HIMPSI untuk menjadi gambar di PIN, kaos, dan lainnya. Bagi organisasi lainnya di luar HIMPSI, dapat menggunakan logo tersebut dengan meminta persetujuan dari HIMPSI Wilayah setempat atau melalui HIMPSI Pusat. Sekali lagi mari bekerja bersama-sama mencegah bunuh diri dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat Indonesia.
Jakarta, 10 Oktober 2019
Ketua Umum PP HIMPSI
Dr. Seger Handoyo, Psikolog