Departemen Kajian Isu Strategis (Kastra) di bawah BEM KM Fakultas Psikologi Universitas Airlangga memiliki misi strategis yakni menciptakan iklim berpikir kritis, tidak hanya di internal kampus tetapi juga di tengah masyarakat luas. Sebagai ujung tombak penggerak kesadaran kolektif, kastra, menghadirkan beragam program kerja inovatif yang dirancang menjawab tantangan zaman.

Sebagai bentuk implementasi gerakan mahasiswa pascakajian, kastra menggagas program kerja bertajuk AKSI. Program ini bertujuan mendorong mahasiswa KM Psikologi untuk secara nyata menyatakan kepedulian terhadap isu strategis dan sosial. AKSI terbagi menjadi dua bentuk. Pertama, Aksi Rutinan, yang dilaksanakan usai Forum Diskusi (Fordis) sebagai tindak lanjut hasil kajian. Kedua, Aksi Insidental, yang dilakukan secara tentatif berdasarkan urgensi isu yang muncul. Output dari Aksi Insidental dapat berupa poster propaganda, pernyataan sikap, atau demonstrasi.
Kegiatan ini selaras dengan poin SDGs ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, yang menekankan pembentukan masyarakat kritis dan peduli. Dengan pendekatan kolaboratif, AKSI tidak hanya menjadi ruang ekspresi, tetapi juga sarana edukasi untuk menggerakkan mahasiswa dari pemahaman menuju implementasi. Setiap aksi dirancang berdasar kajian mendalam dan solusi konstruktif, menjadikannya langkah strategis dalam mendorong perubahan sosial positif.
Pada tahun 2025, dinamika politik pascaeliminasi presiden memunculkan banyak isu baru terkait program kerja pemerintah. Beragam sentimen masyarakat, termasuk dari KM Psikologi, pun bermunculan. Melalui program AKSI, kastra memberikan ruang bagi KM Psikologi untuk menyuarakan pendapat, menunjukkan dukungan, atau melakukan penolakan terhadap kebijakan pemerintah. Beberapa momentum AKSI yang telah dilakukan antara lain Aksi Simbolik MayDay, peringatan tahunan September Hitam, Desakan #ReformasiPOLRI dalam kegiatan Kidung Duka Airlangga serta dukungan terhadap gerakan Aksi Kamisan. Ruang ini tidak hanya terbatas pada isu politik, tetapi juga mencakup isu-isu sosial relevan misalnya isu lingkungan, seperti #SaveRajaAmpat dan Konflik Agraria, peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia di Amphitheater, dan penggunaan AI (Artificial Intelligence) dalam bidang seni.
Setiap aksi yang digelar disusun dengan mempertimbangkan tingkat urgensi dan relevansi isu terhadap kehidupan mahasiswa. Dengan demikian, program ini tidak berhenti pada diskusi, tetapi mampu melahirkan langkah nyata yang mendorong perubahan positif di masyarakat. Mahasiswa didorong untuk tidak lagi menjadi pengamat pasif, melainkan penggerak perubahan yang aktif dan solutif.
Departemen Kastra meyakini bahwa setiap pemahaman kritis harus diiringi dengan tindakan nyata. Langkah kecil yang dimulai dari kampus diharapkan dapat menjadi awal transformasi sosial yang lebih besar dan berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Melalui berbagai program kerjanya, kastra terus mengukuhkan perannya sebagai jembatan antara analisis kritis dan tindakan konstruktif, menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk berkontribusi mewujudkan Indonesia yang lebih baik.









