KOMPAS.com – Keberadaan psikolog menjadi faktor penting di balik keberhasilan tim angkat berat putri Indonesia meraih tiga medali emas pada ajang ASEAN Para Games 2022. Indonesia berhasil meraih tiga medali emas melalui cabang olahraga angkat berat atau powerlifting pada hari ketiga penyelenggaraan ASEAN Para Games (APG) 2022. Pada pertandingan final cabor angkat berat ASEAN Para Games 2022 di Hotel Solo Paragon, Senin (1/8/2022), tiga medali emas yang diraih Indonesia berasal dari Eneng Paridah (41 kg), Ni Nengah Widiasih (45 kg), dan Rani Puji Astuti (61 kg). Selain pelatih, sosok lain yang memiliki peran penting dalam perjalanan Ni Nengah Widiasih dkk meraih emas ASEAN Para Games 2022 adalah psikolog tim.
Saat ini, posisi sebagai psikolog tim angkat berat Indonesia ditempati oleh Afif Kurniawan. Adapun Afif Kurniawan adalah mantan psikolog tim Persebaya Surabaya dari 2017 hingga 2020. Menurut Afif, setiap atlet paralimpik memiliki ciri khas masing-masing. Hal ini harus dipahami dan dimengerti oleh psikolog tim. “Setiap atlet di masing-masing cabor itu berbeda-beda. Ciri khas itu harus kami ketahui dulu,” kata Afif ketika ditemui Kompas.com sebelum pertandingan. “Mereka adalah atlet istimewa. Jadi mereka adalah atlet para-powerlifting di mana kami harus menggali banyak sekali karakteristik mereka sebelum kami masuk ke dalam proses pendampingan,” imbuh pria yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga tersebut.
Afif menuturkan, kesiapan mental seorang atlet bisa menjadi pembeda ketika ia tampil pada ajang internasional seperti ASEAN Para Games atau bahkan Paralimpiade.
“Pada setiap pertandingan, terutama pada event level seperti ini, ASEAN, Asian atau nanti di Paralimpiade, kesiapan mental itu akan menjadi pembeda ketika atlet masuk ke arena,” tutur Afif. “Yang menjadi fokus adalah bagaimana kami mempersiapkannya. Prinsip dari pendampingan psikologi adalah untuk mempersiapkan mental atlet agar selaras dan beriringan dengan program pelatih.” “Artinya, dalam mereka melakukan proses menyiapkan diri sebelum masuk ke arena atau di latihan, justru kami (psikolog) banyak masuk di sana.” “Namun, ketika sampai di hari H (hari pertandingan), itu adalah panggung mereka,” ujar Afif.
Di mata Afif Kurniawan, salah satu faktor krusial dalam cabor para-angkat berat adalah kemampuan atlet mengelola pikiran. “Di cabor ini, hal yang harus dikuasai adalah kemampuan menguasai pikiran.” “Ini (angkat berat) bukan cabor yang bertanding berhadapan, tidak seperti bela diri.” “Mereka harus mengelola pikiran agar tetap berada di tengah, artinya mereka tidak boleh merasa rendah diri atau minder, di lain sisi mereka juga tidak boleh terlalu over (percaya diri). Ini yang kami latih di sini,” kata Afif mengakhiri.
Penulis : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Editor : Ervan Yudhi Tri Atmoko
Ditayangkan ulang dari sumber: https://www.kompas.com/sports/read/2022/08/02/06400048/peran-penting-psikolog-tim-di-balik-3-emas-angkat-berat-indonesia-pada-apg