Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Kolaborasi PKPK Fakultas Psikologi UNAIR dan Yayasan Loh Jinawi: Trauma Releasing Exercise dalam Program ASA BERGENDING

Pusat Krisis dan Pengembangan Komunitas (PKPK) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga berkolaborasi dengan Yayasan Loh Jinawi dalam penyelenggaraan kegiatan Trauma Releasing Exercise pada Rabu (11/06/2025) di Kelurahan Gending, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan bagian dari program ASA BERGENDING: Aman, Sehat, Berdaya Perempuan Gending.

Tension & Trauma Releasing Exercise (TRE) merupakan latihan pelepasan stres dan trauma yang dikembangkan oleh David Berceli, Ph.D. Latihan ini menggunakan gerakan tubuh untuk membantu melepaskan stres, ketegangan, dan trauma psiko-biologis yang tersimpan dalam tubuh seseorang. TRE merupakan olahraga ringan yang terdiri dari 7 gerakan dan aman dipraktikkan oleh orang dewasa, lansia, hingga anak-anak dengan pengawasan. TRE berfokus pada getaran alami tubuh sebagai respons terhadap pelepasan ketegangan yang selama ini mungkin tertahan akibat stres kronis, trauma emosional, atau kecemasan.

Kegiatan ini dipandu oleh Tiara Diah Sosialita, S.Psi., M.Psi., Psikolog yang merupakan dosen Fakultas Psikologi UNAIR. Beliau menjelaskan bahwa latihan TRE tidak menuntut peserta untuk membuka pengalaman pribadi atau menceritakan masalah yang dihadapi. “Dalam TRE ini, ibu-ibu tidak perlu menceritakan masalahnya ke saya. Cukup lakukan gerakan-gerakan yang akan kita praktikkan bersama. Tubuh kita akan merangsang pelepasan ketegangan tersebut secara alami,” jelas Tiara.

Kegiatan dimulai pukul 09.30 hingga 11.30 WIB dan diikuti oleh 14 peserta yang merupakan ibu-ibu dari wilayah Gending. Setelah sesi latihan selesai, para peserta diminta memberikan kesan mereka terhadap latihan yang telah dilakukan. Beberapa menyampaikan bahwa mereka merasa pegal, mengantuk, hingga merasa mual dan pusing.

“Saya merasakan sesuatu yang berbeda, setelah latihan ini saya merasa mual dan pusing,” ungkap Istikharah, salah satu peserta.

Tiara menjelaskan bahwa reaksi-reaksi tersebut merupakan hal yang wajar terjadi ketika tubuh mulai melepaskan ketegangan yang telah lama tertahan. Ia juga menekankan bahwa gerakan yang dilakukan dalam sesi latihan merupakan versi minimal dan dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Sebagai tindak lanjut, para peserta diajak untuk mencoba latihan ini secara mandiri selama dua minggu ke depan dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk mendukung pemulihan trauma di masyarakat. Dengan langkah yang ringan dan mudah untuk dilakukan, TRE menjadi latihan yang efektif dalam memberikan ruang bagi tubuh untuk melepaskan ketegangan yang selama ini mungkin tertahan.