Psikologi Mencari Bakat atau yang kerap dikenal dengan PMB adalah salah satu program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat BEM KM Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Program kerja ini adalah ajang apresiasi untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di seluruh Indonesia untuk menuangkan segala bakat dan prestasinya dalam seni rupa, seni musik, dan seni pertunjukan yang dikemas dalam bentuk ajang perlombaan dan dikategorikan setiap dua jenjang pendidikan, yaitu jenjang TK/SD, SMP/SMA, dan yang terakhir merupakan jenjang All Star yang merupakan kategori khusus untuk para pemenang PMB sebelumnya. Psikologi Mencari Bakat 2025 dilaksanakan dalam sejak bulan Agustus dan berakhir pada bulan November 2025.
Sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi serta Visi dan Misi Universitas Airlangga dan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, tujuan program kerja Psikologi mencari Bakat adalah:
- Menyebarluaskan semangat “Hidup dalam Keberagaman” khsusunya di lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga dan masyarakat umum.
- Memberikan kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan khsus untuk menunjukkan bakat mereka.
- Menumbuhkan rasa empati di lingkungan civitas academica Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
- Menginspirasi masyarakat umum melalui bakat yang ditampilkan oleh ABK.
- Meluruskan stigma negatif yang berkembang di masyarakat akan ABK, serta memperkenalkan center for inclusion Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Target peserta Psikologi Mencari bakat adalah anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di seluruh Indonesia. Adanya program ini mampu untuk mendukung pencapaian SDGs poin 4 yaitu Quality Education yang dimana ajang apresiasi bakat merupakan bagian dari pendidikan holistik atau pendidikan yang berfokus pada pengembangan seluruh potensi individu secara utuh dan menyeluruh bagi semua kalangan, serta turut mendukung SDGs poin 10 yaitu Reduced Ineequalities karena Psikologi Mencari Bakat berusaha untuk meredakan kesenjangan yang ada di dalam lapisan masyarakat terlepas dari usia, jenis kelamin, disabilitas, ras, etnis, asal, agama, maupun status sosial. Pemenuhan poin SDGs 4 dan poin 10 mampu menciptakan lingkungan yang damai serta keadilan bagi semua pihak yang berada pada setiap lapisan masyarakat untuk menciptakan institusi yang kuat, yang juga turut mengantarkan PMB mencapai SDGs poin 16 yaitu Peace, Justice, and Strong Institutions.
Program ini telah dilaksanakan selama 13 tahun berturut-turut sejak tahun 2013 dan akan berlanjut di tiap tahunnya dengan konsep dan kemasan acara yang berbeda. Target peserta dari program ini merupakan anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di seluruh Indonesia, sehingga pada tahun ini kegiatan PMB diikuti oleh total 165 peserta dengan rincian jumlah; 54 peserta dari jenjang TK/SD, 101 peserta dari jenjang SMP/SMA, dan 10 peserta dari kategori All Star. Adanya kegiatan Psikologi Mencari Bakat ini mendapatkan respon yang sangat baik dari seluruh wali peserta PMB karena adanya tempat untuk anak-anak mereka bisa bebas menuangkan bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu feedback dari masyarakat kampus dan masyarakat umum yang datang dan melihat bakat serta potensi dari ABK yang juga merupakan target audience kami turut menyampaikan hal yang serupa, bahwa mereka sangat bahagia dan bersyukur karena mereka bisa melihat penampilan dan karya yang luar biasa hebat.
Program Psikologi Mencari Bakat ini diawali dengan pendaftaran peserta yang dimulai pada tanggal 25 Agustus hingga 11 September 2025. Pada tahap ini berkas-berkas yang sudah masuk akan dicek terkait ketentuan-ketentuan yang sudah diinformasikan melalui booklet pendaftaran yang telah dicantumkan pada poster pendaftaran. Peserta yang lolos dari tahap pemberkasan akan dilanjutkan dengan mengikuti Technical Meeting 1 secara online melalui zoom meeting yang dilaksanakan pada tanggal 14 September 2025, untuk membahas mengenai teknis pelaksanaan lomba, perkenalan juri, informasi terkait timeline pelaksanaan, serta kategori apresiasi. Setelah peserta mengikuti Technical Meeting 1, peserta bisa mulai mengumpulkan karya mulai dari tanggal 15 hingga 27 September 2025, yang kemudian dilanjutkan dengan penilaian juri sejak tanggal 28 September hingga 10 Oktober.
Juri yang kami hadirkan merupakan juri yang profesional di setiap bidang yang diperlombakan, sehingga penilaian yang dilakukan oleh juri juga diawasi secara ketat oleh panitia untuk menghindari penilaian yang tidak bersifat subjektif. Peserta yang dinyatakan lolos ke tahap Grand Final akan diumumkan bersamaan dengan kegiatan webinar secara online dengan tema “From Potential to Masterpieces” dengan tajuk “Mengoptimalkan Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Pengembangan Bakat Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus” yang disampaikan oleh Dr. Wiwin Hendriani, S.Psi., M.Si. Webinar ini kami adakan secara terbuka untuk masyarakat umum, dengan tujuan untuk memfasilitasi para orang tua untuk mengetahui cara mengoptimalkan dukungan sebagai penunjang bakat dan potensi ABK serta sharing terkait kendala selama mendidik ABK di rumah, dan masyarakat umum mengenai cara untuk mendukung ABK dengan cara yang sederhana.
Peserta yang masuk ke tahap Grand Final selanjutnya akan mengikuti Technical Meeting 2 pada tanggal 13 Oktober 2025 untuk membahas terkait teknis pelaksanaan kegiatan dan pengumpulan karya yang dilakukan pada tanggal 14 hingga 31 Oktober 2025. Bersamaan dengan pengumpulan karya, kami juga melakukan Open Submission Exhibition PMB 2025 dan berhasil memperoleh 17 karya seni rupa dari para peserta PMB 2025. Exhibition PMB sendiri merupakan kegiatan pertunjukan karya seni rupa yang dilakukan secara offline di depan halaman perpustakaan kampus B Universitas Airlangga. Kegiatan ini bertujuan untuk menampilkan karya-karya seni rupa dari ABK yang juga diikuti oleh penampilan Guest Star Touch Heart Band yang merupakan sebuah band dari anak-anak berkebutuhan khusus. Pada kegiatan Exhibition ini juga dikemas dengan beberapa kegiatan interaktif seperti permainan-permainan mengenai fakta dan pertanyaan tentang ABK, permainan trick or treat, serta workshop keychain yang akan ditujukan untuk anak-anak yang sudah mengirim karya pada Open Submission Exhibition PMB 2025.
Kegiatan Exhibition PMB 2025 yang dilaksanakan pada tanggal 13 November ini mendapatkan respon yang sangat hangat dari para mahasiswa Universitas Airlangga, juga dari para peserta dan wali peserta PMB 2025 yang berada di sekitar Surabaya. Mahasiswa serta wali peserta yang datang ke Exhibition PMB 2025 bukan hanya melihat karya-karya indah yang ada, akan tetapi juga bisa memberikan apresiasi dan tulisan hangatnya melalui secarik kertas yang akan ditempel seusai secarik kertas itu terisi dengan tinta yang penuh akan ketulusan. Mendengar penampilan dari Touch Heart Band juga turut membawa suasana Surabaya yang biasanya gelap karena tertutup awan hitam, menjadi terang benderang seolah langit pun bahagia, dan bahkan awan-awan pun turut bergerak kesana kemari seolah-olah mengikuti irama yang dipetik dengan sepenuh hati.
Kejutan akan kekaguman terhadap karya anak-anak berkebutuhan khusus tidak berhenti begitu saja. Karya-karya peserta Grand Final yang sudah terkumpul mampu menyihir seluruh panitia dan dewan juri. Penilaian karya Grand Final yang dilakukan pada tanggal 3 hingga 5 November mampu membuat seluruh dewan juri kebingungan untuk menentukan peserta-peserta yang masuk ke dalam kategori apresiasi. Masing-masing peserta memiliki gaya bakat yang berbeda-beda, dengan hasil karya yang sama sama memukau. Hingga akhirnya setelah proses diskusi yang cukup panjang, seluruh dewan juri menyepakati nama-nama peserta yang termasuk ke dalam beberapa kategori apresiasi; penampil harapan jenjang TK/SD, penampil harapan jenjang SMP/SMA, penampil terbaik jenjang TK/SD, penampil terbaik jenjang SMP/SMA, penampil terbaik kategori All Star, serta penampil favorit.
Tanggal 15 November 2025 menjadi hari yang spesial dan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta PMB, terutama peserta yang memasuki tahap Grand Final, karena pada tanggal ini merupakan kegiatan Puncak Acara Psikologi Mencari Bakat 2025 yang berisikan feedback dari juri serta pembacaan peserta yang masuk ke dalam kategori-kategori apresiasi. Kegiatan ini berjalan dengan lancar disertai dengan interaksi hangat antara dewan juri dan para peserta juga wali peserta yang hadir dalam platform zoom meeting. Mendengar suara tawa mereka, melihat senyuman tulus dari mereka, membaca kalimat indah yang ditujukan untuk mereka mampu membuat kita sadar bahwa keterbatasan bukanlah sebuah hambatan untuk bisa berkembang. Mereka memang memiliki kekurangan, akan tetapi Tuhan tak pernah ingkar kepada hamba-Nya. Dibalik kekurangan yang ada, Tuhan menitipkan anugerah yang tak cukup dilihat hanya dengan pandangan mata. Rasa syukur terucap begitu saja, bukan hanya dari mulut, akan tetapi dari lubuk hati yang paling dalam, terutama bagi kami yang menyediakan ruang untuk mereka bisa menyalurkan bakatnya tanpa ragu dan tanpa takut untuk mendapatkan perlakuan tercela.













